Jika
kita berbicara tentang leadership, intinya adalah about influencing people, agar orang mau bekerja lebih inovatif dan
produktif. Sebagai leader tentu kita mencari cara agar tim kita bisa menang, dan organisasi
lebih maju. Maka, trust menjadi
pondasi yang penting. Kalau kita percaya pada leader-nya, biasanya kita akan bergerak lebih cepat. Jika diminta
melakukan sesuatu, tim mau melaksanakan. Tapi, kalau kita tidak percaya dengan leader-nya, maka “mau naik harga bensin ribut, mau suruh hemat energi, ribut juga".
Jadi ada masalah trust disitu.
Kalau
kita bicara trust, ada 3 hal yang
sangat mempengaruhi. Pertama, competence. Kita percaya pada leader yang punya kompetensi
dibidangnya. Kedua, connection. Kita juga percaya pada leader yang bisa nyambung sama kita,
bisa connect. Jadi bisa saja leader-nya sangat kompeten, tapi kalau
dia tidak betah bicara sama kita, tidak pernah berkomunikasi, tidak tahu apa
yang berkembang di dalam aspirasi timnya, biasanya kita akan cenderung tidak
percaya. Ketiga, character. Kita percaya dengan leader yang punya integritas dan
berkarakter.
Kadang
kita berpikir bahwa kalau kita mau exercise
suatu leadership, kita butuh titel
yang keren lebih dulu. Atau menjadi presdir dulu baru bisa jadi pemimpin, atau menjadi
kepala/manager dulu baru menjadi pemimpin. Sebetulnya, kita tidak perlu
menunggu, siapapun bisa menjadi pemimpin, apapun posisi kita. Ketika kita bisa
menginspirasi orang, membuat orang : mau bekerja ekstra, mau belajar, menghasilkan
yang lebih baik, maka kita adalah a
leader, meskipun titel kita bukan yang hebat-hebat.
Jadi,
leadership itu adalah sesuatu yang
harus kita kembangkan sejak sekarang. Kita ambil inisiatif dari sekarang,
karena leadersip bukan sesuatu
yang bisa hanya dipelajari teorinya saja, terus langsung bisa memimpin. Tetapi
adalah sesuatu yang harus kita praktekkan, kita kembangkan. Sama juga seperti
belajar berenang, tak hanya teori yang harus kita ketahui tapi kita harus nyemplung dan praktek berenang. Leadership juga begitu.
Leader’s Role
Kalau
ibaratnya pemimpin itu pemegang gembok dari keberhasilan suatu organisasi, maka
kunci-kunci yang harus dia miliki adalah :
Create vision, dia mampu membuat visi
yang menantang dan membuat orang bersemangat untuk merealisasikannya. Visi menunjukkan
mau dibawa kemana organisasi ini. Visi merupakan gambaran masa depan seperti
apa, untuk mengarahkan apa yang kita lakukan. Dan visi harus cukup memotivasi dan membangun
semangat. Visi juga harus bisa di-share dan
dikomunikasikan, jangan sampai yang pegang visi itu leader-nya saja, timnya tidak. Jadi, kuncinya dia harus punya visi dan
bisa membagi visinya pada timnya, sehingga sama-sama semangat.
Build team, membangun tim yang
kuat. Visi itu tidak bisa direalisasikan sendiri karenanya harus bersama tim.
Jadi kemampuan untuk memilih orang-orang yang tepat dan menempatkannya di posisi-posisi
yang tepat, menjadi sangat penting. Selain itu, juga membuat suatu kerjasama
yang bagus diantara timnya. Yang juga perlu diperhatikan adalah kalau kita mencari
yang comfortable, kita akan mencari
tim yang seperti kita agar cepat mengambil decision.
Tetapi kalau kita ingin mengejar inovasi, maka tim itu harus cukup beraneka
ragam, untuk memungkinkan saat mengambil decision
ada debat yang terjadi. Meski tidak cepat mengambil decision, tetapi kualitas decision
akan menjadi lebih baik. Kalau isinya sama semua, mengambil keputusan akan
cepat tetapi belum tentu hasilnya yang terbaik.
Allocate tasks, harus bisa membagi
tugas yang sesuai dengan kekuatan anggota masing-masing. Kita harus bisa
mengalokasikan tanggung jawab dan idealnya kita membagikan tanggung jawab
berdasarkan kekuatan dari tim kita. Kalau kita mengerjakan sesuatu yang
merupakan kekuatan kita, ibarat berenang mengikuti arus. Tapi kalau kita
mengerjakan pekerjaan yang adalah kelemahan kita, maka akan ngos-ngosan karena berenang melawan
arus.
Develope people, memberikan
kesempatan pada tim kita untuk berkembang. Tugas leader adalah membimbing,
memunculkan pemimpin-pemimpin baru, sehingga organisasinya akan sustainable. Pada suatu sesi, ada presiden direktur yang
begitu bangga, setelah berpuluh tahun tidak ada yang bisa menggantikan dia. Dia
pikir dia hebat sekali, tidak ada orang lain yang bisa menggantikannya padahal
mestinya sebelum mengundurkan diri sudah harus menyiapkan beberapa calon yang bagus-bagus.
Develope people merupakan tugas
pemimpin dan jangan merasa terancam kalau tim kita lebih hebat dari kita.
Justru kita harus bangga kalau tim kita lebih hebat dari kita.
Motivate followers. Sama-sama pinter, sama-sama bagusnya, tapi
mereka yang punya motivasi bagus dibanding yang pas-pasan, hasilnya pasti jauh
berbeda. Apakah anggota tim itu motivasinya tinggi atau rendah, sangat
dipengaruhi oleh pemimpin. Kalau pemimpinnya banyak memberikan encouragement, kalau bagus dipuji, kalau
belum bagus di-couch, itu akan
membuat orang bermotivasi. Kalau pemimpinnya, melihat yang bagus didiamkan,
jelek dikritik, tentu akan membuat orang merasa jengkel dan kehilangan
motivasi.
***