***
Tiga kali saya datang ke Medan. Dua kali
masih dengan Bandara Polonia, dan terakhir sudah di Kualanamu. Sayang, tak
sempat menikmati kereta bandara, karena saya ikut jemputan khusus dari hotel.
Di kota inilah, saya pertama kali menikmati
hidangan Mie Aceh. Bila sebelumnya hanya bisa makan dari oleh-oleh teman, saya
bisa berkunjung dan membeli langsung bolu yang terkenal itu. Saya menjadi tahu
deretan toko oleh-oleh khas Medan dengan bermacam bolu, bika ambon, dodol
durian dan lainnya.
Saya juga ke rumah durian. Toko ini menjadi
surganya penikmat makanan olahan dari durian. Dan tujuan utama saya adalah pancake
durian sebagai oleh-oleh untuk keluarga. Kami sekeluarga kompak penggemar
durian. Saat mencoba satu potong pancake durian, hmmmmm......memang luar biasa, benar-benar asli buah durian, tanpa
campuran. Saya membayangkan bagaimana si Ode akan girang dengan oleh-oleh saya
ini.
Medan menjadi penggenap moda transportasi
yang pernah saya naiki. Bentor alias Becak Motor. Kalau naik bentor,
tanya dulu tarifnya dan ditawar. Begitu pesan seorang teman.
Dengan jadwal mengajar yang padat, pada dua
kunjungan terakhir, tak banyak waktu yang bisa saya gunakan untuk berkeliling
kota. Bosan dengan menu makan malam hotel, kami sempat diajak menikmati kuliner
yang katanya cukup ternama, yaitu sop kambing. Kaki lima, tapi memang ramai
pengunjung.
***