Tiba-tiba saja pria itu duduk sekira satu meter dari Paijo. Dengan
muka datar, pria itu merogoh kantong mengeluarkan rokok dan korek.
“Jessss..!!”
Tanpa permisi rokok disulut dan asap nikotin berhembus ke arah Paijo.
“Uhuk…uhuk…uhuk!!”
Paijo terbatuk-batuk. Ia tidak terbiasa dengan asap rokok. Emosinya
mendidih, pribadi jahat pada dirinya mengumpat.
“Aseeeeeeeeeeeeeeemm...!”
“Apa dia pikir semua orang mau terima sedekah asap.”
Pribadi baik dalam diri Paijo segera menjawab.
“Ah, sudahlah, biarin aja.. namanya juga orang egois, mending
segera pergi.”
“Enak saja, balas dong,” kata pribadi
jahat.
Paijo berdiri membelakangi pria
itu dan sekonyong-konyong terdengar suara agak keras.
“Tuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuutttttttttttttttttt…!!!!!!!!!!”
Paijo pura-pura memegangi
perutnya dan bergegas menuju toilet sambil berkata.
“Maaf.., perut saya sakit.”
Pria itu terhenyak dan secara
reflek menutup hidungnya. Tangannya kalah cepat, bau amoniak menyengat
terlanjur tercium olehnya.
“Hoo-ek..hoo-ek..hoo-ek…!”
Dari toilet Paijo mengintip pria
itu sedang muntah-muntah. Tiga puluh puntung rokok keluar dari mulut pria itu.