Enak menjadi orang
terkenal. Begitu kata banyak orang. Tapi sesungguhnya tidak juga. Awalnya iya.
Lama-lama membuat Sang Ustadz sedikit jenuh. Kemana-mana tidak leluasa karena
banyak yang mengenalnya. Ia merasa tak bebas duduk-duduk di pinggir jalan. Pakai
jeans dan kaos oblong rasanya juga tidak enak hati. Tak juga nyaman jika
nongkrong di warung. Takut ada yang mbayarin.
Ke pasar mengantar istri
juga penuh resiko. Dirubung ibu-ibu. Hingga istrinya tak mau lagi dia antar
masuk pasar.
“Abi di mobil saja.”
“Ntar, malah bikin
keributan di pasar. Aku juga capek diajak foto-foto terus. Masak orang sepasar
minta foto.”
“Apalagi lihatin Abi
diajak foto bareng sama ibu-ibu, lama-lama bikin geram juga.” Ujar istrinya
sewot lalu tersenyum manis.
“Dimana-mana kalau saya
datang langsung dikerubuti ibu-ibu. Lihat ini lengan saya biru-biru semua.
Sakit, perih karena cubitan. Dari cubitannya saya tahu kalau yang nyubit ini
pasti janda-janda.” Gurauan sang Ustadz disambut tawa para jamaah.
***