Orang yang ikhlas yang tidak
mengharapkan imbalan jika membantu sesama. Untuk menjadi lebih ikhlas, sebaiknya kita belajar pada matahari. Setiap hari matahari menyinari bumi, memberi cahaya dan energi pada seluruh makhluk
hidup. Sinar matahari memberikan manfaat bagi kehidupan. Tak ada yang berterima
kasih. Tetapi matahari tidak
pernah kapok, tidak pernah berhenti menyinari dan tidak
butuh ucapan terima kasih. Setiap hari ia akan selalu hadir menyinari jagad
raya.
Orang yang baik dan ikhlas, tidak ada
urusan dengan orang lain, apakah mau membalas kebaikannya atau malah menyakitinya. Orang yang ikhlas tidak akan berubah untuk tetap membantu sesama.
Mau orang lain
bersikap baik atau buruk, orang yang ikhlas
akan tetap
baik. Biar anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu. Mengapa anjing menggonggong? Karena dia
anjing yang memang kerjaannya menggongong. Mengapa kafilah hanya berlalu dan tidak
membalas? Karena kafilah bukan anjing. Jika kafilah
balas menggonggong maka sejatinya dia juga
telah berubah menjadi anjing. Sehingga ia sama
saja dengan anjing.
Bila kita difitnah, dihina, dicaci maki, sesunguhnya kita akan mendapatkan
anugerah dari Tuhan. Seperti yang terjadi pada
pohon
mangga. Bila musim berbuah, mangga yang berdaun rimbun
oleh petani akan dikurangi daun-daunnya. Petani akan melukai, memotong dahan dan ranting,
dengan
tujuan agar berbuah
banyak. Dan memang pohon mangga itu akan menghasilkan banyak buah.
Maka, jika kita dipotong, dilukai, difitnah, sesungguhnya saatnya kita akan
berbuah banyak, memperoleh anugerah dan rejeki dari
Tuhan. Untuk itu, janganlah terlalu mudah untuk cepat sakit hati, biasa saja dan tidak perlu
mendendam. Itulah ikhlas. Bahkan ketika pohon mangga dilempar batu, ia akan membalas dengan
menjatuhkan mangga. Bukankah
demikian?
***