Iman seseorang memang tidak
kelihatan, tetapi keberadaanya bisa ditandai. Untuk menandai keberadaan iman,
bisa dilihat dari gejala-gejala berupa amal perbuatan atau amal sholih.
Seseorang yang rajin sholat berjamaah, puasa, zakat, baik dengan keluarga dan tetangga, menunjukan orang itu memiliki
iman. Dan sebaliknya.
Secara kasat mata, setrum atau
listrik tak bisa dilihat oleh mata. Tetapi, bahwa lampu itu menyala menunjukkan adanya
setrum atau listrik. Karena ada setrum, pengeras suara berbunyi. Karena setrum,
kipas angin berputar. Karena ada
setrum, TV dan PC menampilkan gambar dan suara.
Maka, jika pada diri seseorang
terdapat iman, ketika diajak sholat berjamaah, ia akan berangkat ke masjid. Karena ada iman, diajak ikut pengajian
atau majelis dzikir, maka ia akan mendatangi majelis itu. Karena ada iman,
diserukan untuk berzakat, berpuasa, ia
akan menunaikan kewajiban itu.
Adakalanya terdapat setrum, tetapi
lampu tidak menyala. Ada setrum, tapi kipas angin tidak berputar. Ada setrum,
microphone tidak bunyi. Maka, semua orang juga akan tahu bahwa
telah terjadi konslet.
Sehingga, jika seseorang mengaku
iman, tetapi tidak sholat, bisa diartikan orang tersebut sedang konslet. Mengaku
iman, tetapi tidak baik dengan tetangga berarti konslet. Mengaku iman tetapi tidak
mau shodaqoh, zakat, puasa berarti juga konslet.
Ketika jaringan atau aliran listrik
pada sebuah lampu mengalami konslet, biasanya akan diperbaiki. Jika tidak bisa
diperbaiki, ia akan dibuang. Apakah demikian
juga bila terjadi pada manusia?
***