Seharusnya, dalam kondisi negara
seperti sekarang ini, kita mengedepankan kepentingan masyarakat unluk meredam
krisis ekonomi. Dalam sebuah hadis Rasul Muhammad SAW, diajarkan bagaimana
orang beriman turut merasakan penderitaan saudara-saudaranya. Ibarat tubuh,
jika salah satu anggotanya sakit, maka seluruh tubuh merasakannya. Kemudian,
juga ada kisah suri teladan ketika paceklik di Madinah. Imam Ja'far Ash-Shadiq ra
bertanya kepada pembantunya tentang persediaan pangan di rumahnya. Pembantu menjawab,
"Tidak mengkhawatirkan. Kita mempunyai persediaan yang cukup hingga akhir
tahun." Ja'far bertanya lagi, "Bagaimana keadaan masyarakat
sekarang?" Pembantu menjawab: "kesulitan". Ja'far langsung
berkata, "Jual semua persediaan gandum di rumah. Kemudian, seperti yang
lain, sehari-harinya kita akan memakan roti yang terbuat dari setengah gandum
dan setengah bulgur. Saya ingin turut serta merasakan kesulitan yang dialami
kaum muslimin".
Itulah jiwa sosial dan rasa kasih sayang yang
perlu kita kembangkan dalam kehidupan bermasyarakat. Sekarang, banyak saudara
kita yang kekurangan pangan. Sudahkah para pengusaha, pejabat, pemimpin bangsa
yang tidak sedikit di antaranya para konglomerat itu meneladani sikap Imam
Ja'far ra tersebut? Ataukah mereka hanya mementingkan diri sendiri dan keluarganya?
Pejabat seperti ini tidaklah pantas memimpin bangsa.
(FORUM Keadilan : Nomor 17, Tahun VII, 30 November 1998, rubrik Forum Pembaca, hal. 10)