Bagi Anda penggemar Harry Potter, sudah pasti mengenal istilah horcrux. Adalah Voldemort,
sang musuh bebuyutan Harry Potter, tidak mudah untuk dibunuh atau dilenyapkan
karena dia memiliki horcrux-horcrux. Ada 7 horcrux yang dimiliki oleh Voldemort. Dengan 7 horcrux itulah, nyawa atau kekuatan Voldemort disebar
dan disembunyikan ke dalam 7 wadah. Yang itu menyebabkan betapa sulitnya melenyapkan Voldemort.
Dan pada 2 serial terakhir film Harry Potter, Harry Potter bersama
teman-temannya berusaha menemukan horcrux-horcrux itu untuk dimusnahkan.
Senyampang horcrux-horcrux itu ditemukan dan dimusnahkan, berkuranglah kekuatan Voldemort. Sehingga ketika horcrux terakhir berupa ular nagini ditebas oleh
rekan Harry Potter, sesegera pula kekuatan Voldemort melemah dan dengan mudah Harry Potter dapat mengalahkan dan melenyapkan Voldemort.
Jadi,
mengutip Wikipedia, horcrux adalah suatu wadah di mana seorang Penyihir Hitam
menyembunyikan bagian dari jiwanya untuk tujuan mencapai keabadian.
Terlepas
Voldemort adalah tokoh jahat, dengan horcruxnya yang juga merupakan ilmu sihir
keji, tetapi kita bisa memetik sisi baiknya. Pelajaran yang dapat kita petik
dari tokoh Voldemort dengan horcruxnya adalah buatlah horcrux untuk pribadi kita
masing-masing, agar kita tidak mudah untuk dikalahkan, tidak mudah untuk dilenyapkan
dari ingatan manusia, dan itu membuat kita akan selalu dikenang dan abadi.
Nama
besar Bung Karno…., sulit bagi kita untuk melupakan nama beliau. Karena nama Bung Karno sudah melekat pada proklamasi kemerdekaan, melekat pada kelahiran Pancasila, melekat pada monas, pada istiqlal dan melekat pada sejarah bangsa.
Proklamasi, Pancasila, Monas, Istiqlal dan terutama sejarah bangsa, menurut
saya adalah ''horcrux-horcrux'' Bung Karno (dalam hal ini mohon tidak disamakan
dengan sihir keji), yang sangat sulit dan mustahil untuk dilenyapkan, yang itu
membuat nama Bung Karno akan terus diingat dan dikenang sepanjang bangsa dan
negara ini tetap berdiri.
Bagi
kita di sebuah organisasi tempat kita bekerja, konsep horcrux perlu untuk
ditiru. Kita bisa menciptakan horcrux-horcrux kita sendiri, dalam bentuk
prestasi, sebuah konsep yang digunakan, sebuah aturan yang dijalankan, sebuah
pedoman yang dijadikan rujukan atau sebuah sistem aplikasi yang dinasionalkan.
Dan itu akan membuat kita tetap akan diperhitungkan, akan selalu diingat.
Mungkin orang bisa menyingkirkan kita, tetapi jika horcrux-horcrux kita masih
hidup dan banyak ragamnya dan terus bertambah jumlahnya, sungguh akan mudah
bagi kita untuk kembali dan selanjutnya nama kita akan terus dikenang walau
kita menemui kefanaan.
Bagi
seorang pria, apalagi yang dicita-citakan setelah keduniaan kalau bukan
keabadian sampai jauh… jauh dikemudian hari, lebih-lebih abadi di surga atau
jannah… fil jannah...