Ini pertama
kalinya aku harus berdiri berdesak-desakan di bus ibu kota. Menjelang sore pas
jam pulang kantor, macet di jalanan. Tiba-tiba perutku terserang mual berat. Rasanya
ingin muntah. Aku mencoba meminta tolong penumpang untuk merelakan tempat
duduknya. Semua bergeming, tidak ada yang menghiraukan.
Aku senggol temanku. ''Mar,
ayo turun, perutku mual, aku mau muntah….''. ''Kiri, Bang…'', teriak temanku. Kami
pun turun. Segera aku cari tempat yang kosong di pinggir jalan. ''Huweek…''. Mataku terbelalak. Aku kaget setengah mati. ''Merah,
darah ? Aku muntah darah'', pikirku dalam hati. ''Mar, aku muntah darah…''. Temanku
juga kaget, sambil terus mengurut-urut tengkukku.
Setelah aku
amat-amati…., ah bukan… dalam hati aku tersenyum. ''Bukan darah, Mar, tapi
semangka, yang tadi aku makan di rumah Bu Mat..''. Temanku tersenyum kecut.
Cerita
kebelakang : sebelum kejadian tersebut, aku bersama temanku bertamu ke rumah bu
Mat untuk melunasi biaya kontrak rumah yang di dekat kampus. Nah, pas bertamu
tersebut, kami disuguhi buah semangka, dan aku makan satu potong. Dan sepotong
semangka itulah yang kemudian keluar lagi yang aku sangka darah…