Kamis, 11 September 2014

Ketupat Kandangan



Kandangan adalah ibukota Kabupaten Hulu Sungai, Kalimantan Selatan. Satu porsi ketupat kandangan berisi dua buah ketupat yang masing-masing dibelah menjadi dua. Dengan kuah santan ditambah lauk ikan haruan (jenis ikan gabus) asap, dijamin ketagihan. Paling tidak itu yang saya alami. Sebenarnya ada pilihan lauk lain yaitu telur rebus yang sudah bumbui dan telur ikan yang disunduk lidi (yang juga sudah dibumbui).

Jika diperhatikan, ada dua jenis kuah. Keduanya terasa lezat. Pertama, kuah utama yang disiramkan ke piring berisi belahan ketupat. Kuah kedua sangat kental dan hanya sedikit dituang diatas ketupat. Kuah kental ini juga disiramkan diatas lauk. Untuk menambah sedapnya rasa, potongan bawang merah goreng ditaburkan diatas ketupat yang telah disiram kuah dan juga diatas lauk. Itu saja, sangat sederhana, tapi rasanya luar biasa. 

Yang membuat istimewa adalah haruan asap. Ada pilihan yang ditawarkan, yaitu: kepala, badan dan ekor. Untuk harga, kepala haruan menduduki urutan pertama. Biasanya akan ditaruh tersendiri di piring kecil, berbeda dengan jika memilih badan yang langsung ditaruh diatas hidangan ketupat karena memang ukurannya yang kecil. Lauk yang ditaruh dipiring kecil inilah yang tadi disiram kuah kental dan potongan bawang merah goreng.

Cara asli menikmati ketupat kandangan adalah meremas ketupat dan memakannya langsung dengan tangan. Dan ini, uniknya ketupat kandangan. Tidak seperti ketupat yang mungkin pernah Anda lihat, ketupat kandangan jika diremas, berubah bentuk menjadi nasi. Aneh bukan? Ini karena beras yang digunakan adalah beras Banjar yang bentuknya kecil-kecil dan jika dimasak, butiran nasinya tidak akan pernah bisa bersatu. Jadi, ketika dipaksakan bersatu dalam ketupat, dengan sekali remas, maka langsung terpisah menjadi butiran nasi. Dengan cara diremas ini maka kuah akan segera membasahi seluruh remasan ketupat itu. Lalu, hidangan siap dinikmati dengan cara memakannya langsung dengan tangan, tak perlu sendok dan garpu. Maksud saya adalah tentu Anda memakannya dengan memasukkan ke mulut. Nah, untuk masuk ke mulut itu langsung dengan asupan tangan, tanpa perlu bantuan sendok. 

Soal meremas ketupat dan makan dengan tangan ini, bagi orang yang pertama kali melihat, merasa agak jijik. Beberapa orang bahkan belum mau mencobanya. Padahal Justru disinilah kenikmatan makan ketupat kandangan. Maka, disetiap meja makan di warung itu sudah disediakan kobokan. Dan memang lebih mudah jika makan dengan tangan karena untuk menikmati kepala haruan akan lebih gampang jika langsung memegangnya.

Ada sebagian orang yang tidak mau makan ketupat kandangan karena kuah santannya. Mereka sepertinya sudah terjangkiti pengetahuan bahwa santan mengandung kolesterol. Benarkah demikian? Ada yang berpendapat sebenarnya soal santan kelapa ini adalah mitos yang disebarkan dunia barat agar orang Indonesia menjauhi makanan bersantan. Padahal mungkin kandungan santan itu adalah obat alami sebagaimana VCO (virgin coconut oil). Anda boleh tidak percaya soal ini. Tapi, kalau sekali seminggu makan ketupat kandangan, saya kira juga tidak masalah.
***