Rabu, 13 November 2013

(Bukan) Aforisme 2

  • Berpikir itu kokoh melawan angin, dan yang beterbangan adalah debu dan dedaunan kering.
 
  • Hujan menyapa pagi, dan pagi pun enggan menatap mentari.
  • Termangu di ujung pagi.., menanti yang pasti, tak jua lepas dari bagaimana jika.
  • Saat dhuha terkuak, saatnya pula berkeringat, tidak cukup duduk bersimpuh.


  • Sore..., awal dari kesunyian malam, dan jangkrik pun bersiap meramaikan.
  • Saat sepi malam merayap, kodok dan jangkrik tertawa lepas, dan mereka pun update status.
  • Kepada malam kita bermimpi, dan pagi merenggutnya.

  • Pagi menghadirkan sarapan... Sarapan datang ke Anda atau Anda yang mendatanginya? Saya pilih yang kedua, karena ada peluang untukk tentukan pilihan.
  • Sarapan itu soal pilihan, tapi kadang perut yang lapar tak sangup memilih. Langsung sikat!
  • Dan pastikan, sarapan di rumah lebih nikmat daripada sarapan di tetangga
  • Dan sesungguhnya kekuatan siang ditentukan oleh sarapan pagi



  • Untuk bergerak ke tempat yang lebih tinggi, butuh kekuatan ekstra; beda dengan ke tempat yang lebih rendah, menggelinding saja.
  • Soal menggerakkan, angin ahlinya, dia tak nampak.
  • Saat terus bergerak, suatu kali perlu manuver, untuk mencuri perhatian.
  • Yang tak pernah bergerak, tak mungkin tahu rasanya manuver.


  • Kita disadap.., sungguh menghina, mengganggap kita pohon karet.
  • Soal sadap menyadap, belajarlah pada petani karet, bukan Amerika.
  • Biarkan saja mereka menyadap, toh tak ada lagi getah karetnya.
  • Kalau urusannya getah, biarkan istri kita yang menyadap :).


  • Jumat itu harapan, lewat sore, lanjutkan berdoa.
  • Jumat malam akan terjadi mutasi.. (menjadi Sabtu).