Kamis, 06 Oktober 2016

Paijo Riya’



Selesai kuliah, Paijo tidak menyangka di dusunnya tumbuh seorang gadis cantik anak Pak Kiai. Paijo naksir berat. Sejak itu, ia rajin sholat berjamaah di masjid, dimana Pak Kiai sang bapak gadis sebagai imam. Selain karena pahala, ada niat untuk menarik simpati Pak Kiai.
Kala kuliah dulu, Paijo bangun tidur disaat pagi sudah terang. Sekarang tidak lagi.
Subuh itu Paijo berjuang keras pergi ke masjid. Selesai adzan, semua orang menunaikan sholat sunnah. Paijo mengambil posisi di shof terdepan di ujung kanan. Ia melirik ke kiri, dilihatnya Pak Kiai tengah menyelesaikan rakaat pertama. Segera ia berdiri untuk sholat sunnah. Paijo memang mengambil kesempatan, agar Pak Kiai melihat dirinya. Paijo berusaha khusyu’. Ruku’ dan sujudnya sedikit panjang dari biasanya. Dan sampai pada sujud terakhir, Paijo berniat akan lebih panjang lagi. Agar semua orang bersimpati dan kagum atas kehebatan sholatnya.
Sudah hampir setengah jam selepas adzan, Pak Kiai belum memberi aba-aba untuk iqomat. Jamaah mulai gelisah. Mereka masih menunggu Paijo menyelesaikan sholat sunnahnya. Sujud terakhir Paijo betul-betul khusyu’ dan lama. Pak Kiai rupanya juga mulai gelisah karena pagi makin terang. Sejurus kemudian, tiba-tiba terdengar suara orang mendengkur: “kroooook.... kroooookk... kroookkkk...”
Astaghfirullah, ternyata Paijo yang sedang sujud itu tertidur.