Sabtu, 15 Oktober 2016

Paijo & Ocehan Istri



Meski hidup mereka sederhana, istri Paijo selalu berkata-kata dengan pilihan kalimat yang menyenangkan.
“Mas…, dulu, hidup aku menderita. Tapi, sejak menjadi istrimu, hidup aku telah berubah. Sekarang hidupku enak, semua kebutuhanku tercukupi dan aku bahagia.”
Mendengar omongan seperti itu, Paijo senang dan makin cinta. Besoknya, dia ajak istrinya ke Toko Perhiasan.
Sementara itu,…..
Penghasilan Paiman sebenarnya lumayan. Karena pengaruh pergaulan arisan, istri Paiman sok bergaya sosialita dengan gonta-ganti gadget setiap bulan.
Dengan bersungut-sungut, istri Paiman mulai mengoceh:
“Mas…, aku mau ngomong, dengerin… Sejak dulu, hidupku itu enak, tak pernah kekurangan. Semua kebutuhanku tercukupi oleh orang tuaku. Tapi, sejak menjadi istrimu, hidupku jadi sengsara. Ngenes, Mas… Aku selalu kalah sama teman-temanku. Mereka bisa beli perhiasan apa aja. HP mereka selalu baru. Aku mau beli gelang aja, harus pinjem. Aku pengen smartphone baru, harus kredit....”
Paiman jengkel, marah mendengar perkataan istrinya. Ia tertunduk lesu dengan muka memerah. Istrinya terus bicara seperti itu hampir setiap hari. Sejak itu, Paiman diam-diam mulai melirik perempuan lain. Istri Paijo.