Senin, 30 Juni 2014

Leader’s Role



Tulisan ini saya sarikan dari ceramah Ibu Betti Alisjahbana pada Leadership Series. Tentunya dengan beberapa penyesuaian dan editing. Ini merupakan sambungan dari tulisan sebelumnya http://filjannah.blogspot.com/2014/05/leaders-dna.html

Jika kita berbicara tentang leadership,  intinya adalah about influencing people, agar orang mau bekerja lebih inovatif dan produktif.  Sebagai leader tentu kita mencari cara agar tim kita bisa menang, dan organisasi lebih maju. Maka, trust menjadi pondasi yang penting. Kalau kita percaya pada leader-nya, biasanya kita akan bergerak lebih cepat. Jika diminta melakukan sesuatu, tim mau melaksanakan. Tapi, kalau kita tidak percaya dengan leader-nya, maka “mau naik harga bensin ribut, mau suruh hemat energi, ribut juga". Jadi ada masalah trust disitu.

Kalau kita bicara trust, ada 3 hal yang sangat mempengaruhi. Pertama, competence. Kita percaya pada leader yang punya kompetensi dibidangnya. Kedua, connection. Kita juga percaya pada leader yang bisa nyambung sama kita, bisa connect. Jadi bisa saja leader-nya sangat kompeten, tapi kalau dia tidak betah bicara sama kita, tidak pernah berkomunikasi, tidak tahu apa yang berkembang di dalam aspirasi timnya, biasanya kita akan cenderung tidak percaya. Ketiga, character. Kita percaya dengan leader yang punya integritas dan berkarakter.

Kadang kita berpikir bahwa kalau kita mau exercise suatu leadership, kita butuh titel yang keren lebih dulu. Atau menjadi presdir dulu baru bisa jadi pemimpin, atau menjadi kepala/manager dulu baru menjadi pemimpin. Sebetulnya, kita tidak perlu menunggu, siapapun bisa menjadi pemimpin, apapun posisi kita. Ketika kita bisa menginspirasi orang, membuat orang : mau bekerja ekstra, mau belajar, menghasilkan yang lebih baik, maka kita adalah a leader, meskipun titel kita bukan yang hebat-hebat.

Jadi, leadership itu adalah sesuatu yang harus kita kembangkan sejak sekarang. Kita ambil inisiatif dari sekarang, karena leadersip  bukan sesuatu yang bisa hanya dipelajari teorinya saja, terus langsung bisa memimpin. Tetapi adalah sesuatu yang harus kita praktekkan, kita kembangkan. Sama juga seperti belajar berenang, tak hanya teori yang harus kita ketahui tapi kita harus nyemplung dan praktek berenang. Leadership juga begitu.

Leader’s Role 

Kalau ibaratnya pemimpin itu pemegang gembok dari keberhasilan suatu organisasi, maka kunci-kunci yang harus dia miliki adalah :

Create vision, dia mampu membuat visi yang menantang dan membuat orang bersemangat untuk merealisasikannya. Visi menunjukkan mau dibawa kemana organisasi ini. Visi merupakan gambaran masa depan seperti apa, untuk mengarahkan apa yang kita lakukan.  Dan visi harus cukup memotivasi dan membangun semangat. Visi juga harus bisa di-share dan dikomunikasikan, jangan sampai yang pegang visi itu leader-nya saja, timnya tidak. Jadi, kuncinya dia harus punya visi dan bisa membagi visinya pada timnya, sehingga sama-sama semangat.

Build team, membangun tim yang kuat. Visi itu tidak bisa direalisasikan sendiri karenanya harus bersama tim. Jadi kemampuan untuk memilih orang-orang yang tepat dan menempatkannya di posisi-posisi yang tepat, menjadi sangat penting. Selain itu, juga membuat suatu kerjasama yang bagus diantara timnya. Yang juga perlu diperhatikan adalah kalau kita mencari yang comfortable, kita akan mencari tim yang seperti kita agar cepat mengambil decision. Tetapi kalau kita ingin mengejar inovasi, maka tim itu harus cukup beraneka ragam, untuk memungkinkan saat mengambil decision ada debat yang terjadi. Meski tidak cepat mengambil decision, tetapi kualitas decision akan menjadi lebih baik. Kalau isinya sama semua, mengambil keputusan akan cepat tetapi belum tentu hasilnya yang terbaik.

Allocate tasks, harus bisa membagi tugas yang sesuai dengan kekuatan anggota masing-masing. Kita harus bisa mengalokasikan tanggung jawab dan idealnya kita membagikan tanggung jawab berdasarkan kekuatan dari tim kita. Kalau kita mengerjakan sesuatu yang merupakan kekuatan kita, ibarat berenang mengikuti arus. Tapi kalau kita mengerjakan pekerjaan yang adalah kelemahan kita, maka akan ngos-ngosan karena berenang melawan arus.

Develope people, memberikan kesempatan pada tim kita untuk berkembang. Tugas leader  adalah membimbing, memunculkan pemimpin-pemimpin baru, sehingga organisasinya akan sustainable.  Pada suatu sesi, ada presiden direktur yang begitu bangga, setelah berpuluh tahun tidak ada yang bisa menggantikan dia. Dia pikir dia hebat sekali, tidak ada orang lain yang bisa menggantikannya padahal mestinya sebelum mengundurkan diri sudah harus menyiapkan beberapa calon yang bagus-bagus. Develope people merupakan tugas pemimpin dan jangan merasa terancam kalau tim kita lebih hebat dari kita. Justru kita harus bangga kalau tim kita lebih hebat dari kita.

Motivate followers.  Sama-sama pinter, sama-sama bagusnya, tapi mereka yang punya motivasi bagus dibanding yang pas-pasan, hasilnya pasti jauh berbeda. Apakah anggota tim itu motivasinya tinggi atau rendah, sangat dipengaruhi oleh pemimpin. Kalau pemimpinnya banyak memberikan encouragement, kalau bagus dipuji, kalau belum bagus di-couch, itu akan membuat orang bermotivasi. Kalau pemimpinnya, melihat yang bagus didiamkan, jelek dikritik, tentu akan membuat orang merasa jengkel dan kehilangan motivasi.

***