Selasa, 28 Oktober 2014

Konslet



Iman seseorang memang tidak kelihatan, tetapi keberadaanya bisa ditandai. Untuk menandai keberadaan iman, bisa dilihat dari gejala-gejala berupa amal perbuatan atau amal sholih. Seseorang yang rajin sholat berjamaah, puasa, zakat, baik dengan keluarga dan tetangga, menunjukan orang itu memiliki iman. Dan sebaliknya.
Secara kasat mata, setrum atau listrik tak bisa dilihat oleh mata. Tetapi, bahwa lampu itu menyala menunjukkan adanya setrum atau listrik. Karena ada setrum, pengeras suara berbunyi. Karena setrum, kipas angin berputar. Karena ada setrum, TV dan PC menampilkan gambar dan suara.
Maka, jika pada diri seseorang terdapat iman, ketika diajak sholat berjamaah, ia akan berangkat ke masjid. Karena ada iman, diajak ikut pengajian atau majelis dzikir, maka ia akan mendatangi majelis itu. Karena ada iman, diserukan untuk berzakat, berpuasa, ia akan menunaikan kewajiban itu.
Adakalanya terdapat setrum, tetapi lampu tidak menyala. Ada setrum, tapi kipas angin tidak berputar.  Ada setrum, microphone tidak bunyi. Maka, semua orang juga akan tahu bahwa telah terjadi konslet.
Sehingga, jika seseorang mengaku iman, tetapi tidak sholat, bisa diartikan orang tersebut sedang konslet. Mengaku iman, tetapi tidak baik dengan tetangga berarti konslet. Mengaku iman tetapi tidak mau shodaqoh, zakat, puasa berarti juga konslet.
Ketika jaringan atau aliran listrik pada sebuah lampu mengalami konslet, biasanya akan diperbaiki. Jika tidak bisa diperbaiki, ia akan dibuang. Apakah demikian juga bila terjadi pada manusia?

***