Kamis, 27 November 2014

GARA-GARA TIDAK BISA NGAJI



Setelah wafat, baru kali ini ia berziarah ke makam orang tuanya. Itu pun sekedar mampir. Kebetulan ada tugas ke kota kampung halamannya. 

Setelah singgah ke rumah kerabat, ia mendatangi kuburan bapak ibunya. Ia membawa bungkusan kembang, sapu, sabit dan kendi berisi air. Rumput yang menyelimuti dua makam yang berdampingan itu, ia bersihkan tak tersisa. 

Ia duduk bersimpuh. Wajahnya seperti orang bingung. Terlintas di benaknya tayangan TV tentang orang yang berziarah kubur dg tahlil, membaca Yasin atau surat Quran lainnya. Ia ingin seperti itu, tapi ia tidak bisa tahlil dan membaca Quran. Fatihah pun terbata-bata. Orang tuanya tak pernah mengajarinya. 

Lalu, ia menabur bunga. Air dalam kendi ia tuang merata ke atas makam. Dia pikir, agar bapak ibunya merasa adem di alam kubur. Tiba-tiba terdengar suara.


Kowe ki piye to Le.., gara-gara kamu siram air, tanah diatasku jatuh masuk ke mataku. Aku kelilipen, Le…
 
Ia kaget dan lari terbirit-birit. Bajunya robek tersangkut pagar kuburan.

***