Sabtu, 01 Oktober 2016

Paijo Tak Bisa Ngaji.



Setelah wafat, baru kali ini Paijo berziarah ke makam orang tuanya. Itu pun sekedar mampir. Kebetulan ada tugas ke kota kampung halamannya. Setelah singgah ke rumah kerabat, ia mendatangi kuburan bapak ibunya. Paijo membawa bungkusan kembang, sapu, sabit dan kendi berisi air. Rumput yang menyelimuti dua makam yang berdampingan itu, ia bersihkan tak tersisa.
Paijo duduk bersimpuh. Wajahnya seperti orang bingung. Terlintas di benaknya tayangan TV tentang orang yang berziarah kubur dengan membaca tahlil, Yasin atau surat Quran lainnya. Ia ingin seperti itu, tapi ia tidak bisa tahlil dan membaca Quran. Fatihah pun terbata-bata. Orang tuanya tak pernah mengajarinya.
Lalu, Paijo menabur bunga. Air dalam kendi ia tuang merata ke atas makam. Dia pikir, agar bapak ibunya merasa adem di alam kubur. Tiba-tiba terdengar suara.
Kowe ki piye to Le..? gara-gara kamu siram air, tanah diatasku jatuh masuk ke mataku. Aku kelilipen, Le…
Paijo kaget dan lari terbirit-birit. Bajunya robek tersangkut pagar kuburan.

Keterangan:
Kowe ki piye to Le..? = Kamu ini gimana to, Nak.
Kelilipen = sesuatu (seperti debu) masuk ke mata.