Senin, 13 Oktober 2014

Dijual Masjid….!!!



Semakin lama masjid di dusun itu sepi akan jamaah. Masyarakat lebih tertarik dengan tayangan televisi. Anak-anak muda lebih asyik di warnet dengan game online, lebih khusu’ bermain facebook dan media sosial lainnya. Atau mereka sibuk dengan kegiatan muda-mudi yang tak jarang melupakan waktu sholat. Sungguh memprihatinkan kondisi masjid, padahal baru setahun masjid di dusun itu selesai di renovasi dengan ruangan jamaah yang diperluas.
Ditengah masyarakat yang sudah melupakan masjid, untunglah masih terdapat dua orang yang hatinya selalu tertambat dengan masjid. Melihat usianya, mereka memang pantas disebut kakek-kakek. Dua kakek itu sangat prihatin. Tak jarang hanya mereka berdua yang sholat berjamaah di masjid, apalagi saat subuh. Dipastikan hanya mereka berdua. Mbah Imam sebagai imam sholat dan Mbah Simo sebagai bilal merangkap makmum.
Pagi itu setelah berjamaah subuh, dua orang kakek itu ngobrol di serambi masjid. Mereka prihatin dengan kondisi masjid yang sepi jamaah.
Gimana ini, Kang.., masjid kita kok sepi jamaah. Orang-orang itu pada kemana?” Keluh Mbah Simo.
Ndak usah kaget, Dik.., ini memang masjidnya kita berdua.” Jawab Mbah Imam.
Iya memang kalau kita berdua masih hidup, masih ada yang sholat disini, masih ada yang memelihara masjid. Terus nanti kalau kita mati, siapa yang meneruskan. Gimana nasib masjid ini?” Ujar Mbah Simo.
Gitu saja kok bingung, ya bagaimana cara kita saja,” kata Mbah Imam santai.
Maksudnya?” Tanya Mbah Simo penasaran.
Ya nanti kita kasih tahu mereka, warga, masyarakat dan anak-anak muda, sebelum kita berdua ini meninggal dunia, ayo masjid ini kita jual saja.” Jawab Mbah Imam sambil terkekeh.
“Dijual gimana, Kang?” Kata Mbah Simo kaget.
“Lha… daripada kosong, ndak ada yang sholat berjamaah.”
“Betul juga, Kang, ya...”
Ntar, didepan masjid, kita pasang papan: DIJUAL…!!!”

***