Rabu, 29 Oktober 2014

Kafilah Bukan Anjing



Orang yang ikhlas yang tidak mengharapkan imbalan jika membantu sesama. Untuk menjadi lebih ikhlas, sebaiknya kita belajar pada matahari. Setiap hari matahari menyinari bumi, memberi cahaya dan energi pada seluruh makhluk hidup. Sinar matahari memberikan manfaat bagi kehidupan. Tak ada yang berterima kasih. Tetapi matahari tidak pernah kapok, tidak pernah berhenti menyinari dan tidak butuh ucapan terima kasih. Setiap hari ia akan selalu hadir menyinari jagad raya.
Orang yang baik dan ikhlas, tidak ada urusan dengan orang lain, apakah mau membalas kebaikannya atau malah menyakitinya. Orang yang ikhlas tidak akan berubah untuk tetap membantu sesama.
Mau orang lain bersikap baik atau buruk, orang yang ikhlas akan tetap baik. Biar anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu. Mengapa anjing menggonggong? Karena dia anjing yang memang kerjaannya menggongong. Mengapa kafilah hanya berlalu dan tidak membalas? Karena kafilah bukan anjing. Jika kafilah balas menggonggong maka sejatinya dia juga telah berubah menjadi anjing. Sehingga ia sama saja dengan anjing.
Bila kita difitnah, dihina, dicaci maki, sesunguhnya kita akan mendapatkan anugerah dari Tuhan. Seperti yang terjadi pada pohon mangga. Bila musim berbuah, mangga yang berdaun rimbun oleh petani akan dikurangi daun-daunnya. Petani akan melukai, memotong dahan dan ranting, dengan tujuan agar berbuah banyak. Dan memang pohon mangga itu akan menghasilkan banyak buah.
Maka, jika kita dipotong, dilukai, difitnah, sesungguhnya saatnya kita akan berbuah banyak, memperoleh anugerah dan rejeki dari Tuhan. Untuk itu, janganlah terlalu mudah untuk cepat sakit hati, biasa saja dan tidak perlu mendendam. Itulah ikhlas. Bahkan ketika pohon mangga dilempar batu, ia akan membalas dengan menjatuhkan mangga. Bukankah demikian?

***